Ukraina Kembali Rebut Kotanya, Intelijen Inggris dan AS: Putin Disesatkan oleh Penasehatnya, Takut Menyampaikan yang Sebenarnya
Rusia yang terus mengepung Kyiv semalam, pada (30/3) meskipun Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di Kyiv. Badan intelijen AS dan Inggris mengatakan Putin telah salah menilai situasi secara serius, tentara Rusia saat ini mengalami demoralisasi dan perlengkapan perang yang buruk.
Pada Sabtu (26/3), pasukan Ukraina merebut kembali kota Trostinets di timur laut.
Selama sebulan diduduki oleh Rusia, kota itu rusak parah.
“Kami menghabiskan 30 hari di ruang bawah tanah dengan anak-anak kecil. Anak-anak masih gemetar dan mereka bertanya: Kapan kami bisa pergi ke taman kanak-kanak? Kapan kami bisa pergi ke sekolah? Mereka tidak mengerti apa yang terjadi?,” kata Korneyev, seorang warga Ukraina.
Pada Rabu 30 Maret, pasukan Rusia membom pinggiran kota Kyiv. Sehari sebelumnya, Moskow berjanji untuk mengurangi operasi militer di wilayah Kyiv.
“Kami menerima berita kemarin bahwa pasukan Rusia sekarang menarik diri dari Kyiv. Ini tidak benar. Kami mendengar sepanjang malam dan memantau serangan brutal mereka. Kami mendengar Kyiv timur dan utara, ada ledakan keras. Itu berarti di sana masih bertempur dan orang-orang di sana masih ada yang sekarat hari ini,” kata Walikota Kyiv, Vitaly Klitschko.
Kota pelabuhan Mariupol di Ukraina diserang oleh pasukan Rusia selama lima minggu.
Kantor walikota Mariupol memperkirakan pada hari Senin bahwa, hampir 5.000 orang tewas dan 170.000 lainnya terperangkap di puing-puing, kekurangan kebutuhan seperti makanan.
Pada Rabu, Government Communications Headquarters (GCHQ) dinas intelijen Inggris, mengatakan bahwa penasihat Putin terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Sehingga menyebabkan kesalahan perhitungan yang serius dan demoral tentara Rusia.
“Kami telah melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan moral, menolak untuk mengikuti perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri,” kata kepala GCHQ, Jeremy Fleming.
Fleming memperingatkan terhadap aliansi Beijing dengan Moskow.
Dia mengatakan Rusia melihat Beijing dalam krisis saat ini sebagai pemasok senjata, teknologi, dan pasar potensial untuk minyak dan gasnya, tetapi juga membuat beijing menjadi ancaman yang semakin kuat secara militer dan ekonomi.
Pada hari yang sama, Gedung Putih juga mengatakan bahwa penasihat Putin gagal memberitahukan tentang buruknya kinerja militer Rusia dan konsekuensi serius dari sanksi Barat, yang membuat Putin salah menilai situasi.
Direktur Komunikasi Gedung Putih, Kate Bedingfield mengatakan: “Kami telah menerima informasi bahwa Putin disesatkan oleh militer Rusia. Hal ini telah menyebabkan ketegangan berkelanjutan antara Putin dan para pemimpin militer.”
Pentagon pada Rabu 30 Maret, memperingatkan bahwa Rusia diperkirakan akan mengerahkan kembali pasukannya, bukan menarik mereka. (ET/hui/sun)
0 comments