Bulan Merah Muncul di Langit Cerah Pada 26 Mei, Pertanda Apakah?
Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi dalam orbitnya, membuatnya tampak sekitar 7% lebih besar dan 15% lebih terang dari biasanya. Bulan purnama Mei dikenal sebagai Bulan Bunga karena muncul saat bunga musim semi sedang mekar di sebagian besar dunia.
Pada awal Maret, anak ajaib India Abhigya Anand memperingatkan bahwa 26 Mei luar biasa, kali ini akan ada Blood Moon atau “Bulan Darah” terbesar tahun ini.
Apa bulan darah itu? Untuk menjelaskan penyebab blood moon secara ilmiah, saat terjadi gerhana bulan total, matahari tidak menyinari bulan, dan atmosfer menyerap warna cahaya lain seperti ungu dan biru.
Hanya cahaya merah yang dapat menembus melalui efek refraksi sinar matahari oleh atmosfer bumi, oleh karena itu bulan tampak merah tua seperti darah.
Telah menyebar sejak zaman kuno bahwa “Jika bulan berubah warna, akan terjadi bencana.” Dalam agama atau cerita rakyat Timur dan Barat, “bulan darah” sering dianggap sebagai pendahulu bencana, pertanda buruk, atau peristiwa yang tidak biasa.
Selain itu, Anand menyebut dalam film yang meramalkan tahun lalu bahwa di antara tujuh cara untuk menghindari dampak epidemi, yang pertama disebutkan adalah: “kembali ke iman kepada Tuhan.”
Kondisi saat ini adalah yang maha kuasa memberikan kesempatan bagi umat manusia untuk refleksi. Ketika orang kembali ke tradisi baik dan menghormati Tuhan, mereka tidak akan terjebak oleh keegoisan dan keserakahan. Mereka secara alami akan diberkati oleh Tuhan. Bencana alam dan bencana buatan tidak ada hubungannya dengan orang baik.
----------------------
Apa bulan darah itu? Untuk menjelaskan penyebab blood moon secara ilmiah, saat terjadi gerhana bulan total, matahari tidak menyinari bulan, dan atmosfer menyerap warna cahaya lain seperti ungu dan biru.
Hanya cahaya merah yang dapat menembus melalui efek refraksi sinar matahari oleh atmosfer bumi, oleh karena itu bulan tampak merah tua seperti darah.
Telah menyebar sejak zaman kuno bahwa “Jika bulan berubah warna, akan terjadi bencana.” Dalam agama atau cerita rakyat Timur dan Barat, “bulan darah” sering dianggap sebagai pendahulu bencana, pertanda buruk, atau peristiwa yang tidak biasa.
Selain itu, Anand menyebut dalam film yang meramalkan tahun lalu bahwa di antara tujuh cara untuk menghindari dampak epidemi, yang pertama disebutkan adalah: “kembali ke iman kepada Tuhan.”
Kondisi saat ini adalah yang maha kuasa memberikan kesempatan bagi umat manusia untuk refleksi. Ketika orang kembali ke tradisi baik dan menghormati Tuhan, mereka tidak akan terjebak oleh keegoisan dan keserakahan. Mereka secara alami akan diberkati oleh Tuhan. Bencana alam dan bencana buatan tidak ada hubungannya dengan orang baik.
----------------------
Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://www.truthmedia.id/
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://www.facebook.com/truthmediaindo
Terhubung dengan kami di Facebook ☛ https://www.facebook.com/TruthMediaIndonesiaNews
Terhubung dengan kami di Channel Youtube TMI ☛https://www.youtube.com/channel/UCcoEfurrJqAlEHK1OF3ctzQ
0 comments